Menulis Sosial-Politik || Menulis Tentang Entertainment, Mostly K-industry
Tampilkan postingan dengan label presiden jokowi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label presiden jokowi. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Oktober 2021

Geger Narasi Provokatif, Jokowi disuruh Hengkang dari Jabatan Presiden


 

Geger Narasi Provokatif, Jokowi disuruh Hengkang dari Jabatan Presiden

Oleh : Marsya Martia

Seruan narasi provokatif geger menyudutkan Jokowi untuk hengkang dari jabatan presiden. Dari ajakan aksi melalui ‘Jokowi Endgame’, hingga cuitan tagar ‘Mundur Aja Pakde’, telah ramai tergaungkan di media sosial. Banyak pihak yang menyuruh Presiden Joko Widodo agar turun dari kursi nomor satu di Indonesia.

Cuitan penurunan Jokowi di twitter dengan tagar #MundurAjaPakde ramai, hingga trending beberapa waktu lalu. Melihat kicauan provoktif tersebut, Ali Mochtar Ngabalin, selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden ikut ambil suara.

Ngabalin menutur mereka sebagai sampah demokrasi yang memiliki hati dengki. Sebutan sampah demokrasi tersebut, telah diutarakannya melalui akun twitternya @AliNgabalinNew.

Sampah-sampah Demokrasi minta Jokowi mundur, banyak yang sakit hati karena selain tidak ikhlas juga karena lukanya sangat dalam,” tulis Ngabalin pada Jumat (9/7). Ia juga menutup cuitan tersebut dengan sebuah pantun, Hati-hati licin jika terjatuh patah tangan. Barang siapa selalu ngibulin, serbet Ngabalin akan turun tangan.”

Hal ini berbanding balik dengan respon Ustaz Haikal Hassan, yang sepakat mengenai penurunan Jokowi selaku presiden. “Pak Jokowi, maaf, saya oposisi dan saya setuju mengenai pendapat yang menyarankan Bapak untuk mundur,” katanya di dalam sebuah video “Apakah Corona Mematikan” di Cyber TV pada Minggu (9/21).

Pendakwah yang terkenal sering memberi kritik satu ini pun mengatakan, apabila Pak Jokowi tidak mau mundur dari jabatan, ia merasa tidak keberatan. Ia hanya mengusulkan proposal pengunduran Jokowi dari jabatannya.

Selain cuitan ‘Mundur Aja Pakde’, aksi penurunan Jokowi terlihat melalui poster ‘Jokowi Endgame’. Poster tersebut tengah disoroti publik dikarenakan adanya seruan untuk melakukan aksi demonstrasi. Badan Intelejen Nasional (BIN) pun turun tangan menindak viralnya poster aksi tersebut.

BIN menyebutkan bahwa ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terselubung, dengan tujuan untuk memprovokasi rakyat agar melakukan aksi di tengah pandemi COVID-19.

Salah satu Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, mengatakan demonstrasi memang dilindungi oleh konstitusi, namun ketika dilaksanakan di masa pandemi sangatlah riskan. Ia mengatakan seruan aksi tersebut tidak merefleksikan jiwa patriotis, karena seluruh elemen bangsa sedang melawan penyebaran virus Corona.

Demonstrasi atau unjuk rasa merupakan bagian dari penyebaran aspirasi yang dilindungi oleh konstitusi. demikian, aksi demonstrasi di masa pandemi COVID-19 sangat berbahaya dan tidak mencerminkan jiwa patriotis karena negara dan seluruh elemen bangsa saat ini sedang menghadapi penyebaran virus Corona," kata Wawan saat ditengah wawancarai, Minggu (25/7).

Ia juga menghimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan narasi yang bermunculan di media sosial dan mematuhi kebijakan PPKM. Mengingat aksi demontrasi bisa memunculkan klaster baru dalam penularan COVID-19. BIN menyarakan agar masyarakat menyampaikan aspirasi dengan cara lain, demi mengurangi potensi penyebaran di masa krisis.

"PPKM yang menjadi naskah sorotan dalam ajakan demonstrasi, dibuat oleh pemerintah dengan tujuan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan warga. Siapa saja yang berencana untuk melakukan aksi, lebih baik menyampaikan aspirasi dengan cara lain, baik secara tertulis maupun langsung, disampaikan dengan baik dengan konsep akademik dan lain sebagainya," sebutnya.

BIN pun tidak tinggal diam mengenai narasi provokatif yang beredar tersebut. BIN melakukan pendeteksian dan koordinasi melalui forum Kominda ataupun Forkominda untuk menindaklanjuti situasi hasutan yang marak di media sosial. BIN juga mengajak masyarakat untuk menolak aksi di masa pandemic COVID-19 dan membutuhkan solidaritas dari semua elemen masyarakat.

"Masyarakat diimbau untuk mewaspadai narasi provokatif di media sosial dan menolak demo di masa pandemi COVID-19. Saat ini yang dibutuhkan adalah solidaritas semua pihak, untuk bersama-sama mengatasi virus Corona,tutup Wawan.

 

 

 

Sandi Menyebarkan Optimisme Peluang Bisnis UMKM di Masa Pandemi

  Sandi Menyebarkan Optimisme Peluang Bisnis UMKM di Masa Pandemi   Sandiaga Uno menyebarkan optimisme peluang bisnis Usaha Mikro, Kecil...